Jumat, 13 Maret 2015

Cerpen: Kotak Waktu

Pernah berpikir bisa mengendalikan waktu? Mengatur-atur waktu sekehendak hatimu. Bisa pergi ke masa lalu maupun masa depan. Menunda dan mengubah kejadian. Memperbaiki ataupun memperburuk keadaan. Aku juga pernah berpikir seperti itu, ketika temanku berkata "Kau tahu hal yang paling berharga itu apa?. Detik yang baru saja lewat."

Aku merasa tertikam dengan kalimat itu.

"Aku ingin punya kotak waktu"
"Maksudmu?"
"Aku ingin mengembalikan waktu!"
"Kenapa?"
"Aku baru saja melukai perasaan seseorang" 

Temanku itu tersenyum, diam. Aku tahu dia sedang memikirkan sesuatu, mungkin mencari kalimat yang tepat untuk dikatakan. Untuk menjelaskan.

"Jika aku punya benda yang kau sebut kotak waktu itu, dengan senang hati aku akan memberikannya padamu. Tapi apa kau bisa janji tidak akan menyakiti lagi? Tidak akan melukai?"

Lanjutnya.
"Kurasa tidak, karena kau akan lebih suka menggunakan kotak waktu itu untuk setiap urusanmu. Kau akan terus menyakiti. Maka biarlah waktu berjalan dengan semestinya. Kesalahan adalah manusiawi. Tapi kita bisa belajar dari kesalahan itu, untuk lebih berhati-hati, lebih menghargai, agar tidak menyakiti lagi."

Jelasnya.

Rabu, 11 Maret 2015

Maret

Langit maret terlihat muram
Butir-butir hujan masih berjatuhan
Menjelma rindu
Menjelma harapan

Pohon-pohon menggigil kedinginan
Daun-daun gugur dihantam hujan
Berharap tak tumbang
Berharap tak mati dalam penantian

Maret masih hujan, kata pepohonan;
Kapan musim semi datang?
Aku rindu pelukan
Pelukan yang menghangatkan

Maret masih hujan, jawabku pelan;
Kau masih harus menunggu
Aku juga menunggu
Menunggu siap memeluk harapanmu


Malang, 01 Maret 2015