Selasa, 24 Juli 2018

Marah Kepada Tuhan


Dengar suara Tarhim, ada yang tidak bisa aku tahan untuk jatuh mengalir. Ya, sudah lama aku tidak terbangun sepagi ini. Apa kabar doa-doaku dulu? Apa kabar engkau, Tuhan?

Marah kepada (takdir) Mu adalah keputusan paling bodoh yang pernah aku buat.

Mengingat dulu sesuatu-seseorang yang paling membuat kecewa pun tidak pernah menjadikanku seterpuruk ini. Lantas mengapa sekarang?

Pada akhirnya, ada sesuatu tertanam dalam diriku yang ternyata memang tidak pernah bisa aku ingkari.
Ar-Ra'd (13:39);
Engkau bisa menghapus dan menulis kembali apa yang Kau kehendaki.

Benar, Kau bisa mengubah takdir!

Masih ada kesempatan kan untukku? Aku tahu Kau tidak sekejam itu.

Minggu, 03 Desember 2017

Semoga Dipertemukan


Kukira kita mengarah pada tujuan yang sama. Meskipun kita memulainya dari titik yang berbeda. Dan dengan cara yang berbeda pula.

Saat kita terjebak hiruk pikuk dunia beserta segala macam keangkuhannya, aku percaya ada harapan-harapan kecil yang mengiringi langkah kita. Tercermin dari doa-doa yang tak pernah alpa kita panjatkan.

Perjalanan kita mungkin masih sangat panjang, namun setiap langkah akan mendekatkan. Mendekat pada satu waktu di mana kita bisa berbagi beban.

Aku tidak pernah meragukan indahnya pertemuan. Barangkali kita akan berpapasan saat sedang menikmati senja. Atau kita duduk di bumi yang sama, kemudian saling menyapa.

Bagaimanapun nanti, saat ini kita hanya sedang bergerak. Seperti daun-daun yang jatuh dari ranting, pasrah dihempas angin. Mengikuti kemanapun takdir membawa kita. Berharap jatuh di tempat yang sama. Meski sulit berkemungkinan, tapi segalanya mudah bagi Tuhan.

Percayakan semua kepada-Nya. Kepada Dzat pencipta segala kemungkinan. Semoga kita segera dipertemukan.

Jumat, 01 Desember 2017

Memiliki Rasa


Apa kamu tidak lelah?
Apa kamu tidak lelah berpura-pura seperti itu? Menjadi manusia kuat yang seolah mampu terus berjalan dengan tegap.

Seringkali pikiranmu terlalu angkuh, dengan meyakinkan hatimu bahwa ia baik-baik saja. Ia tidak boleh mengalirkan darahnya sehingga membuatmu meteskan air mata. Kamu membubuhi hatimu dengan nada-nada major, lagu-lagu riang, dan menyumbat aliran darahnya dengan kata-kata bijak.

Hei, dia adalah hati. Perlakukan ia selayaknya hati. Dan dengan hati-hati. 

Sekali waktu, ajak hatimu berdiskusi. Tekan egomu. Kehidupan yang sudah kamu jalani, situasi-situasi yang memaksamu untuk berpikir keras, dan buku-buku yang sudah kamu baca, tentunya telah mampu membuat pikiranmu lebih dewasa.

Hidup tidak harus baik-baik saja. Kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan lah yang membuat kita menjadi manusia seutuhnya. Memiliki rasa.

Jadi tak apa, karena kita memang manusia biasa. Wajar untuk terluka, untuk tidak baik-baik saja. Dan wajar meneskan air mata.

Rabu, 25 Januari 2017

Ada Di Sana


Tuhan, hujan ini terlalu lebat
Hingga aku tak bisa melihat
Biarkan ia mereda
Sedikit saja tidak apa-apa

Tuhan, jalan ini terasa berat
Seperti membuka jendela berkarat
Beri aku sedikit tenaga
Menepikan ragu yang kian mendera

Tuhan, Harapan ini menyesakkan
Jika memang belum Kau ijinkan
Setidaknya tahan dia
Hingga aku ada di sana

__________________________________
Pict. From: cnnindonesia.com