Hujan kali ini tidak terlalu deras, tapi cukup untuk
menenggelamkan seseorang dalam kenangan. Denting rintiknya di atas atap
terdengar seperti suara seruling yang mampu membuatku memejamkan mata.
Terlebih lagi gemerisik sayup dedaunan semakin menambah sendu suasana.
Hujan kali ini entah ia datang dalam rangka apa. Meski
sejatinya, hujan dan kenangan adalah perihal yang tak bisa dipisahkan. Karena
hujan memiliki kemampuan meresonasi ingatan. Tetapi mungkin saja kali ini ia
punya tujuan yang berbeda. Menghapus luka, misalnya.
Hujan kali ini entah ia datang untuk siapa. Untukku? Apa
aku sedang terluka? Ah, dari sisi manapun kau tidak akan melihat ada darah
bercucuran di tubuhku. Kecuali jika kau mengiakan saat kubilang: Tak berdarah
bukan berarti tak ada luka.
Atau bisa jadi, hujan kali ini sengaja datang untukmu?
Bukan untuk menenggelamkanmu dalam kenangan, bukan juga untuk menghapuskan
lukamu, atau kedua-duanya. Melainkan hanya untuk mendekapmu, menyamarkan air
matamu agar tak ada yang tahu.
_________________________________
Pict from https://btaridurga.wordpress.com