"Alhamdulillahi rabbil
alamin".
Terima kasih masih Kau
bangunkan aku.
Pagi ini aku memandang cermin lebih lama dari biasanya.
Menyelidik sesosok bayangan yang ada di dalamnya, kemudian berkata padanya;
"lihatlah, betapa dirimu terlihat semakin tua sekarang". Seketika
bayangan itu mengamati dirinya, mengacak-acak rambutnya, menepuk-nepuk pipinya,
kemudian mengangguk pelan seolah membenarkan perkataanku.
Ku biarkan ia merapikan dirinya sebelum aku mulai berkata
lagi padanya;
"kau tahu berapa usiamu sekarang? 21 tahun. Dan apa
yang sudah kau lakukan selama 20 tahun ini? Bagaimana kau memanfaatkan 2.700
hari yang telah Tuhan berikan padamu?"
"Tidak kah kau sadar, telah banyak kelalaian dalam
perbuatanmu. Telah sering kau abaikan perintah Tuhan mu. Kau sakiti orang-orang
yang menyayangi mu, keluarga mu, teman-teman mu, sahabat mu. Tidak kah kau
sadar akan semua hal itu? Dan yang paling menyedihkan, bahkan kau sering tak
peduli dengan dirimu. Dirimu sendiri!. Lihatlah rambutmu, tak bisakah kau
merapikannya? Bagaimana mungkin orang yang selalu kau sebut namanya dalam doa
akan sudi menerima mu?"
"Ku harap kau bisa merenunginya dan mulai memikirkan
masa depan mu!"
Bayangan dalam cermin itu hanya diam dan mengangguk
meng-Iya-kan setiap perkataanku, sebelum akhirnya ia lah yang membuatku terdiam
lebih lama dengan berkata;
"Kau memang benar, tapi bukankah aku juga adalah
dirimu?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar