Selasa, 03 Februari 2015

21

"Alhamdulillahi rabbil alamin".
Terima kasih masih Kau bangunkan aku.

Pagi ini aku memandang cermin lebih lama dari biasanya. Menyelidik sesosok bayangan yang ada di dalamnya, kemudian berkata padanya; "lihatlah, betapa dirimu terlihat semakin tua sekarang". Seketika bayangan itu mengamati dirinya, mengacak-acak rambutnya, menepuk-nepuk pipinya, kemudian mengangguk pelan seolah membenarkan perkataanku.

Ku biarkan ia merapikan dirinya sebelum aku mulai berkata lagi padanya;
"kau tahu berapa usiamu sekarang? 21 tahun. Dan apa yang sudah kau lakukan selama 20 tahun ini? Bagaimana kau memanfaatkan 2.700 hari yang telah Tuhan berikan padamu?"
"Tidak kah kau sadar, telah banyak kelalaian dalam perbuatanmu. Telah sering kau abaikan perintah Tuhan mu. Kau sakiti orang-orang yang menyayangi mu, keluarga mu, teman-teman mu, sahabat mu. Tidak kah kau sadar akan semua hal itu? Dan yang paling menyedihkan, bahkan kau sering tak peduli dengan dirimu. Dirimu sendiri!. Lihatlah rambutmu, tak bisakah kau merapikannya? Bagaimana mungkin orang yang selalu kau sebut namanya dalam doa akan sudi menerima mu?"
"Ku harap kau bisa merenunginya dan mulai memikirkan masa depan mu!"

Bayangan dalam cermin itu hanya diam dan mengangguk meng-Iya-kan setiap perkataanku, sebelum akhirnya ia lah yang membuatku terdiam lebih lama dengan berkata;

"Kau memang benar, tapi bukankah aku juga adalah dirimu?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar